Search
Close this search box.

Penebusan Ismail: Seruan di Tengah Padang

Dan Allah mendengar suara anak itu. Maka Malaikat Allah memanggil Hagar dari langit dan berkata kepadanya: "Apakah yang kaukhwatirkan, Hagar? Takutlah, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempatnya. Bangkitlah, ambillah anak itu, dan peganglah dia dengan tanganmu, sebab Aku akan menjadikan dia bangsa yang besar." Kejadian 21:17-18 (TB)

Drama yang sedang berkembang dari kisah Ishak, Ismail, dan Amanat Agung mengungkapkan rencana penebusan yang berpusat di sekitar Timur Tengah, dan kita hidup dalam generasi di mana peristiwa-peristiwa tersebut bergema secara global. Situasi sulit di Timur Tengah, yang ditandai oleh krisis pengungsi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan hancurnya populasi Kristen yang memiliki sejarah panjang, mungkin membangkitkan keputusasaan, tetapi janji-janji Alkitab menawarkan keseimbangan harapan.

Kesalahan Ismail: Perjalanan Penebusan yang Rumit
Kisah ini dimulai dengan Ismail, lahir sebagai jawaban atas doa Hajar. Namun, masa depannya telah diramalkan penuh dengan konflik, kehidupan liar dengan permusuhan terhadap orang lain. Kesalahan kritis Ismail, bagaimanapun, berasal dari penolakannya terhadap Ishak sebagai anak perjanjian. Penolakan ini, yang diidentifikasi oleh Paulus sebagai penganiayaan dalam Galatia 4, menyebabkan pengusiran Ismail dan Hajar dari rumah tangga Ibrahim.

Perlu dicatat bahwa pengusiran Ismail bukanlah hasil dari penolakan Allah; sebaliknya, itu adalah konsekuensi dari ejekan Ismail terhadap Ishak. Sarah, melihat ancaman terhadap takdir Ishak, mendorong Ibrahim untuk mengusir Ismail dan Hajar. Tertawanya Ismail, yang diartikan sebagai penganiayaan, menunjukkan penolakan terhadap panggilan ilahi adiknya yang lebih muda.

Janji Ismail: Visi Kenabian Penebusan
Kejadian 21:17-18 (TB) Dan Allah mendengar suara anak itu; lalu Malaikat Allah memanggil Hajar dari langit dan berkata kepadanya: “Apakah yang kaukhwatirkan, Hajar? Takutlah, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempatnya. Bangkitlah, ambillah anak itu, dan peganglah dia dengan tanganmu, sebab Aku akan menjadikan dia bangsa yang besar.”

Dalam pola rumit kehidupan Ismail, peristiwa kenabian terungkap. Hajar, yang dulunya adalah budak di rumah tangga Ibrahim, menemukan harapan dalam kelahiran Ismail, sebuah kesempatan untuk mendapatkan martabat. Namun, penolakan Ismail terhadap Ishak menghancurkan harapan mereka, menyebabkan pengusiran mereka dan keputusasaan Hajar.

Di tengah penderitaan Hajar, Malaikat Tuhan muncul dengan janji: Ismail akan menjadi bangsa yang besar. Tidak hanya banyak, tetapi secara kualitatif besar, mencerminkan sifat janji Allah. Pledge ilahi ini bukan hanya sebuah jaminan keturunan yang banyak tetapi juga pengumuman tentang takdir yang luar biasa.

Penebusan Ismail: Jeritan untuk Takdir
Kejadian 21:17 (TB) Dan Allah mendengar suara anak itu.

Nama Ismail, yang berarti “Tuhan Mendengar,” memiliki arti penting dalam narasi kenabian. Dalam Kejadian 21, Ismail, menderita di padang tandus akibat penolakannya terhadap tujuan Allah untuk Ishak, melepaskan jeritannya. Jeritan ini, lahir dari penderitaannya dan penolakannya, menarik perhatian Tuhan. Takdir Ismail, yang dibentuk oleh namanya, melibatkan doa syafaat dan jeritan yang mendalam yang menjadi kunci penebusannya.

Jeritan ini, bukan kebetulan, sejalan dengan keturunan Ismail yang dikenal sebagai orang-orang yang rajin berdoa. Tuhan, dalam rencana penebusan-Nya, akan menggunakan jeritan keturunan Ismail untuk memenuhi janji kebesaran. Jeritan ini, bergema sepanjang zaman, akan memainkan peran sentral dalam pemulihan mereka.

Rencana Allah untuk Penebusan Keluarga: Narasi Agung yang Terbuka
Dalam pembalikan ilahi, keturunan Ismail, yang pernah ditolak dari keluarga, akan memainkan peran unik dalam mendorong saudaranya Ishak untuk keselamatan. Kontroversi keluarga ini, berakar di tenda Ibrahim, sedang mendekati penyelesaian melalui karya penebusan Yesus. Allah, setia terhadap janji Ismail, mengatur saksi yang kuat yang melibatkan keturunan Ismail berbicara lembut kepada saudara yang terasing Ishak.

Ramalan Mendalam Paulus—Provokasi: Membongkar Misteri Allah
Roma 11:11 (TB) Jadi, aku katakan, bukankah mereka jatuh untuk roboh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh kesalahan mereka, keselamatan telah datang kepada bangsa-bangsa lain, untuk menjadikan Israel cemburu.

Ramalan ini menunjukkan kebangkitan besar di antara anak-anak Ismail, memenuhi janji yang diberikan kepada Hajar. Ini membayangkan sebuah komunitas penuh kesadaran di kalangan bangsa-bangsa lain yang menjadi instrumen provokasi, menciptakan saksi yang transformatif di Timur Tengah.

Implikasi Ramalan Paulus: Masa Depan Amanat Agung
Dengan diharapkan peningkatan imigrasi Yahudi ke Israel, provokasi yang dilihat oleh Paulus semakin mendalam. Kedekatan dan hubungan yang diperlukan untuk provokasi ini menyiratkan adanya masyarakat yang substansial dari masyarakat masyarakat di Timur Tengah, yang mencapai kesempurnaan. Ramalan ini tidak hanya tentang keselamatan Israel; ini meramalkan kebangkitan besar di antara keturunan Ismail, menjadi katalisator bagi saksi yang mendalam.

Ketika imigrasi Yahudi ke Israel diperkirakan meningkat, provokasi yang diramalkan oleh Paulus menjadi semakin mendalam. Kedekatan dan hubungan yang diperlukan untuk provokasi ini menyiratkan adanya masyarakat yang substansial dari masyarakat masyarakat di Timur Tengah, mencapai penuh kesadaran dan menjadi instrumen sentral dalam menyaksikan keagungan Allah.

Kesimpulan: Penebusan yang Terungkap
Di tengah-tengah peristiwa global, narasi penebusan Ismail, Ishak, dan Amanat Agung mengungkapkan rencana ilahi. Penebusan Ismail, yang ditandai dengan jeritan untuk takdir, menetapkan panggung bagi kebangunan yang kuat di antara keturunannya. Keturunan Ismail, yang pernah diusir dan ditolak, akan memainkan peran sentral dalam saga penebusan keluarga, mendorong saudaranya yang terasing, Ishak, menuju keselamatan.

Ramalan yang dalam, tertanam dalam benang-benang nubuat Alkitab, menyoroti rencana Allah yang rumit. Saat kita menavigasi kompleksitas Timur Tengah dan Amanat Agung, kisah Ismail mengingatkan kita akan komitmen Allah untuk menebus setiap suku dan bahasa, membawa harapan ke dalam situasi dan bangsa yang tampaknya putus asa. Jeritan Ismail, bergema sepanjang zaman, memberi tahu masa depan di mana penebusan Ishak dan Ismail bersatu dalam tampilan keagungan kasih dan belas kasih Allah.

A.F.O.S.O.M., seorang kontributor anonim, terlibat dengan MFAM, membantu Masyarakat yang Belum Terjangkau (Masyarakat Asia Tenggara) yang beriman terhubung dengan orang-orang percaya otentik lainnya dan membantu memperkuat iman mereka. A.F.O.S.O.M beralih dari Islam ke Kekristenan saat berusia 16 tahun, ia menghadiri gereja karismatik di Singapura, dan menulis untuk blog ‘Beholding Messiah’.

Artikel ini adalah catatan pribadi saya yang saya baca dari buku “Israel and the Great Commission—How the Great Commission Fulfills God’s Purpose for Israel and the Nations” karya Samuel Whitefield.

Temukan lebih lanjut tentang A.F.O.S.O.M di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat e-mel anda tidak akan disiarkan. Medan diperlukan ditanda dengan *

Share the Post:

Related Posts